Tidak akan memperoleh ilmu dan tidak akan dapat mengambil manfaatnya bila tidak mau menghormati ilmu dan gurunya.
Cara
menghormati guru antara lain: tidak berjalan di depan gurunya, tidak
duduk di tempat yang diduduki gurunya, bila dihadapan gurunya tidak
memulai pembicaraan kecuali ada izinnya.
Janganlah
terlalu banyak bicara di hadapan guru, tidak menanyainya dalam keadaan
yang lelah atau bosan, perhatikan waktunya, tidak mengganggunya di
rumahnya.
Intinya santri haruslah mencari keridhoaan dari gurunya.
Jangan menyakiti hati guru karena itu menyebabkan ilmu tidak dapat berkah.
Cara menghormati guru adalah dengan menghormati kitab atau buku.
Jangan memegang buku kecuali dalam keadaan suci.
Ilmu itu adalah cahaya, sedangkan wudhu juga cahaya. Cahaya ilmu tidak akan bertambah kecuali dengan berwudhu.
Menghormati
buku juga dengan cara: tidak meletakkan buku di dekat kakinya ketika
bersila, meletakkan buku buku tafsir di atas buku-buku lain juga tidak
meletakkan apa pun di atas buku.
Kecuali kalau ia tidak berniat meremehkan. Tapi alangkah lebih baiknya bila tidak melakukannya.
Perbaguslah tulisan di dalam buku. Jangan terlalu kecil sehingga sulit dibaca.
Sebaiknya tidak menggunakan tinta warna merah dalam menulis, karena itu kebiasaan filosof dan bukan kebiasaan ulama salaf.
Cara lain dalam menghormati ilmu adalah dengan menghormati teman belajar terutama orang yang mengajarnya.
Hendaknya tetap mendengarkan ilmu dan hikmah dengan hormat sekalipun ia telah berkali kali mendengarnya.
Sebaiknya
santri tidak sembarangan memilih ilmu, tapi diserahkan kepada gurunya.
Karena gurunya biasanya lebih tahu dengan yang terbaik bagi santrinya
tersebut.
Janganlah terlalu dekat duduk dengan gurunya.
Santri harus meninggalkan akhlak yang tercela. Karena akhlak yang tercela diumpamakan binatang anjing yang samar.
Ilmu adalah musuh bagi orang orang yang congkak.
Kemuliaan itu datang bukan karena usaha, tapi dari pemberian karunia Alloh.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar